Minggu, 11 Desember 2011

Tugas kelompok pemuda dan sosialisasi


Pemuda dan Sosialisasi
Oleh 1IA04
Kenneth Mohammad Albani Hakim
Agus Setiyawan
Ririn Nurdiyani
Adi Wijaya
Gilang Wirakusumah



Pengertian Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda adalah golongan manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, dalam buku terjemahan pendidikan bahasa arab dikatan bahwa pemuda berumur 19-25 tahun. Pemuda masih dikatakan bibit yang perlu disiram dan dipupuk agar dapat menjadi pohon yang berbuah.
Lingkungan yang mencakup kehidupan mahasiswa berupa: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Sekolah dikatan sebagai mujtama’ sogir(masyarakat kecil) dimana pemuda yang berhasil di lingkungan sekolah akan menjadi pemuda yang berkemampuan maksimal bagi negara dan bangsanya. Jika digolongkan dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi                  : 0 – 1 tahun
Masa anak                : 1 – 12 tahun
Masa Puber              : 12 – 18 tahun
Masa Pemuda          : 19 – 25 tahun
Masa dewasa           : 26 tahun keatas
Keadaan indonesia yang dikatakan dunia sebagai jamrud khatulistiwa menjadikannya daerah yang mengandung keanekaragaman budaya, agama, suku, bahasa dan lain sebagainya. Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit.
Sosialisasi diartikan sebagai proses adaptasi terhadap lingkungannya. Sosialisasi merupakan kemampuan antara manusia untuk berinteraksi sebagai alat untuk mengenal lingkungannya. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kepribadian seseorang. Kepribadian sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat.
Pembahasan
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dengan sosialisasi akan lahir generasi yang paham betapa penting dirinya jika dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana dikatakan bahwa sedikit uluran tangan kita sangat berharga bagi orang lain. Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku.
Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan  lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : (1) Jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai  atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ikut mengubah masyarakat dan kebudayaan. (2) Jenis pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. (3) Jenis  Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
 Contoh nyata di indonesia adalah karang taruna
Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun.
Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.


Sumber

Senin, 28 November 2011

Tugas Kebudayaan-suku anak dalam(repost)

Kehidupan Primitif Suku Anak Dalam di Jambi
Pada awalnya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, Suku Anak Dalam, melaksanakan kegiatan berburu, meramu, menangkap ikan dan memakan buah-buahan yang ada di dalam hutan. Namun dengan perkembangan pengetahuan dan peralatan hidup yang digunakan akibat adanya akulturasi budaya dengan masyarakat luar, kini telah mengenal pengetahuan pertanian dan perkebunan.
Berburu binatang seperti Babi, Kera, Beruang, Monyet, Ular, Labi-labi, Rusa, Kijang dan berbagai jenis unggas, merupakan salah satu bentuk mata pencaharian mereka. Kegiatan berburu dilaksanakan secara bersama-sama dengan membawa anjing. Alat yang digunakan adalah Tombak dan Parang. Di samping itu untuk mendapatkan binatang buruan juga menggunakan sistem perangkap dan jerat.
Jenis mata pencaharian lain yang dilakukan adalah meramu didalam hutan, yaitu mengambil buah-buahan dedaunan dan akar-akaran sebagai bahan makanan. Lokasi tempat meramu sangat menentukan jenis yang diperoleh. Jika meramu dihutan lebat, biasanya mendapatkan buah-buahan, seperti cempedak, durian, arang paro, dan buah-buahan lainnya. Di daerah semak belukar dipinggir sungai dan lembah mereka mengumpulkan pakis, rebung, gadung, enau, dan rumbia.
Mencari rotan, mengambil madu, menangkap ikan adalah bentuk mata pencaharian lainnya. Kini mereka juga telah mengenal pertanian dan perkebunan dengan mengolah ladang dan karet sebagai mata pencahariannya.
Semua bentuk dan jenis peralatan yang digunakan dalam mendukung dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup nya sangat sederhana sekali. Bangunan tempat tinggalnya berupa pondok yang terbuat dari kayu dengan atap jerami atau sejenisnya.
Konstruksi bangunannya dengan sistem ikat dari bahan rotan dan sejenisnya. Bangunannya berbentuk panggung dengan tinggi 1,5 meter, dibagian bawahnya dijadikan sebagai lumbung (bilik) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi. Ukuran bangunan sekitar 4 x 5 meter atau sesuai dengan kebutuhan keluarga. Disamping bangunan tempat tinggal, dalam satu lingkungan keluarga besar terdapat pondok tanpa atap sebagai tempat duduk-duduk dan menerima tamu.
Kini terdapat tiga kategori kelompok pemukiman Suku Anak Dalam. Pertama yang bermukim didalam hutan dan hidup berpindah-pindah. Kedua kelompok yang hidup didalam hutan dan menetap. Ketiga adalah kelompok yang pemukimnya bergandengan dengan pemukiman orang luar ( orang kebiasaan )
Cara berpakaiannya pun kini bervariasi, yaitu: (1) bagi yang tinggal di hutan dan berpindah-pindah pakaiannya sederhana sekali, yaitu cukup menutupi bagian tertentu saja. (2) yang tinggal di hutan tetap menetap, di samping berpakaian sesuai dengan tradisinya, juga terkadang menggunakan pakaian seperti masyarakat umum seperti baju, sarung atau celana, (3) yang tinggal berdekatan dengan pemukiman masyarakat luar atau desa, berpakaian seperti masyarakat desa lainnya. Namun kebiasaannya tidak menggunakan baju masih sering ditemukan dalam wilayah pemukimannya.
Asal usul Suku Anak Dalam sering juga disebut dengan orang rimba atau Suku Kubu merupakan salah satu suku asli yang ada di Provinsi Jambi. Suku Anak Dalam dalam hidup berpindah-pindah. Dikawasan hutan secara berkelompok dan menyebar di beberapa Kabupaten, seperti di Kabupaten Batang hari, Tebo, Bungo, Sarolangun dan Merangin.
Sejumlah ahli antropolog berpandangan bahwa Suku Anak Dalam termasuk kategori protom Melayu (Melayu Tua) dari beberapa hasil kajian yang dilakukan, menggambarkan bahwa kebudayaan Suku Anak Dalam yang ada di Provinsi Jambi memiliki kesamaan dengan suku melayu lainnya, seperti bahasa, kesenian dan nilai-nilai tradisi lainnya. Salah satu contoh adalah bentuk pelaksanaan upacara besale ( upacara pengobatan ) pada masyarakat anak dalam hampir sama dengan bentuk upacara aseik (upacara pengobatan) pada masyarakat Kerinci yang juga tergolong sebagai protom melayu.
Description: 01Di samping itu ada juga yang beranggapan bahwa Suku Anak Dalam adalah kelompok masyarakat terasing berasal dari kerajaan Pagaruyung. Mereka mengungsi kedalam hutan karena mendapat serangan dan tidak mau dikuasai serta diperintah oleh musuh.
Di dalam hutan mereka membuat pertahanan. Pendapat ini didasari dengan istilah yang digunakan dalam penyebutan Suku Anak Dalam sebagai orang kubu (Kubu bermakna pertahanan).
Suku Anak Dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya diatur dengan aturan, norma dan adat istiadat yang berlaku sesuai dengan budayanya. Dalam lingkungan kehidupannya dikenal istilah kelompok keluarga dan kekerabatan, seperti keluarga kecil dan keluarga besar. Keluarga kecil terdiri dari suami istri dan anak yang belum menikah.
Keluarga besar terdiri dari beberapa keluarga kecil yang berasal dari pihak kerabat istri. Anak laki-laki yang sudah kawin harus bertempat tinggal dilingkungan kerabat istrinya. Mereka merupakan satu kesatuan sosial dan tinggal dalam satu lingkungan pekarangan. Setiap keluarga kecil tinggal dipondok masing-masing secara berdekatan, yaitu sekitar dua atau tiga pondok dalam satu kelompok.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, mereka memiliki sistem kepemimpinan yang berjenjang, seperti Temenggung, Depati, Mangku, Menti dan Jenang. Temenggung merupakan jabatan tertinggi, keputusan yang ditetapkan harus dipatuhi. Bagi mereka yang melanggar akan dijatuhi hukuman atau sangsi sesuai dengan tingkat kesalahannya.
Peran Temenggung sangat penting karena berfungsi sebagai:
(1) Pimpinan tertinggi (sebagai Rajo),
(2) Penegak hukum yang memutuskan perkara,
(3) Pemimpin upacara ritual,
(4) Orang yang memilki kemampuan dan kesaktian.
Oleh sebab itu dalam menentukan siapa yang akan menjadi emenggung harus diperhatikan latar belakangnya, seperti keturunan dan kemampuan memimpin dalam menjalankan tugasnya.
Kepercayaan Suku Anak Dalam terhadap Dewa-dewa roh halus yang menguasai hidup tetap terpatri, kendatipun diantara mereka telah mengenal agama islam. Mereka yakini bahwa setiap apa yang diperolehnya, baik dalam bentuk kebaikan, keburukan, keberhasilan maupun dalam bentuk musibah dan kegagalan bersumber dari para dewa. Sebagai wujud penghargaan dan persembahannya kepada para dewa dan roh, mereka melaksanakan upacara ritual sesuai dengan keperluan dan keinginan yang diharapkan. Salah satu bentuk upacara ritual yang sering dilaksanakan adalah Besale (upacara pengobatan).
Suku Anak Dalam meyakini bahwa penyakit yang diderita sisakit merupakan kemurkaan dari dewa atau roh jahat oleh sebab itu perlu memohon ampunan agar penyakit yang diderita dapat disembuhkan. Properti yang digunakan dalam upacara besale sangat sarat dengan simbol-simbol.
Dari proses adaptasinya dengan lingkungan, Suku Anak Dalam juga memilki pengetahuan tentang bahan pengobatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Melalui panca indranya mampu membedakan tumbuhan beracun dan tidak beracun termasuk mengolahnya. Pengetahuannya tentang teknologi sangat sederhana, namun memiliki kemampuan mendeteksi masalah cuaca, penyakit dan mencari jejak.


Sumber

Photographs

puisi ini saya peruntukkan untuk mendiang ayah saya
"Senang bila kau bisa membaca ini disana, pa!"


Photographs

I gazed over the windows, just a porch with wet leaves
As I set my mind sailing in such a rainy night, I
Was dying  in sober.
Stranded widely  away to nowhere
Till i found the lights were all off caused by blackout
It was dark, so i prepared a candle and made up a light in my living room
I walked carefully but my feet  hit  an unclosed cupboard
And found those paper popped out from it

Photographs
Took me away,
Back to those moments when
I could see the curves  positively toward the camera
                Warm like a sunshine in summer paradise
He used to
Smile mostly and brought it all the happy memories
Laugh sometime just to show how happy he was when we all gathered up around
My father
                Those photographs reminded me
                To always say “Thank you for being around”
.............................................
Time took more than expected
Second by second, minute by minute, hour, day, month, year....
Rain kept tearing
Outside inside
And I didt notice a candle has its time to enlight against the darkness
So do I
So do I
And when the teardrops fell
Upon those photographs
The candle was off
Leaving me with the remain feeling of missing someone.

Night by night

puisi ini menceritakan tentang kausalitias orang orang yang mencari kenikmatan hidup pada malam hari, 
tentang polusi urban dimana kebebasan tersentralisasi pada kehidupan malam yang liar dengan tema prostitusi saya menulis puisi ini

Night by night
Catfishes are jolting out of the water
then fall down so helpless near the pool with silence,
suffering in shiver
sitting underneath the moon while the bat in doubt
of anysounds i cant clearly hear

no one cant hardly wake up
on this sleeping land
no one even cared to stop
and midnight is quite clueless

catfishes are still dying in silence
dont know kindly where to stay and who to believe in
seeing the bat flying over the misery, I
find out that we'll go
then pass the night with an empty sight

nowhere to stay
nowhere to run
nowhere to win
nowhere to lose
it's nowhere
worth a waiting

(wither wither drown in this heavy breathe)

we are now
lost in our own sahara
Widen up your wings, my human fly we'll make a travel across the skyline
i can see fireflies at one o'clock but no way back I'd like to find
nodding my head up and doubt is a way left behind
i should go with you,can i beg if you dont mind?


Have you ever seen a dazzle from diamonds in the sky?
Whom its constellation sparks on milky way through your eyes
are you the breeze that makes grass dancing under the moonlight?
Cause i wanna open up the window, breathe and let nature guide

to somewhere
to somplace
a light ahead
a light upside
follow you back home
free
i'm running away
Not vowing nor turning away.
My wet and reddish bone
never angry to feel me
walking,
to the edge where no one could ever
minded to go before

My wet and reddish bone
never explain the reason why
he could not
stand alone and leave me apart
way I would never find it out

My wet and reddish bone
i wish we could have a warm
chatter
somewhen to talk, somewhere to share
it all together

My wet and reddish bone
now I hate you for being such an ignorant
for hiding the fact that I have had these
bad bad disease
grown into a crisis
oh no!
OH NO!

OH NO!!

I smell a betrayal fragrance around here, and I cant hardly deny that i am affraid
that it comes from you

for not giving me a warning sign
for not even tried to stop and save me
what a compound, what a compound

whole things are joining to be

now I know and
now I know
now I know and
I clearly know
no one had ever stood with me,
but you
and no one else

"we comitted it to ourself"

and I wont tell you anywords
still I wish I could

no i am not angry cause I will leave it all in such a peaceful white
no i am not angry cause I will leave
as it was promised before

and when final shiver comes
vibrating from spine to toe
we already set ourself free,
just me and my wet and reddish bone
Erase them, and let me breathe in brand new air, cause all is white. Wither and white.

Minggu, 16 Oktober 2011

test

Do you like cookie?

by Kenneth Mohammad Albani Hakim on Thursday, July 14, 2011 at 7:16am
Chapter I - Sunset

Sandcastles,
We created glamour sandcastles near the shore,
as if we were orthodox architects,
building brick by brick with patience and hopes,
well,
sunset, flying birds, waving coconut trees, and rippling waves...they had beautified that tropical scenery.
The bucket was unfortunately unused.
And water was not worth the glue,
We even didnt have the sketch,
But it's okay we did it manually and spontaneous.
Let her hand sharpen its shape and corners, and let me work at decoration :
doors,
windows,
watchtowers,
the halls,
and a wide garden.


Then voila, we had it done.

I told her to make a king and queen to live in it, and sure she nodded her head.
I pulled her hand and asked her to find one.
She just kept staring at me.
In silece when sun went reddish and set itself down.
I knew,
her eyes meant it anyway.

===================
Chapter II - promise

Taking her back home, after the sunset.
I could see her shadow under the streetlight.
Still, smiling warm.
I had no idea why she kept replying my sight with her big eye and blushing cheek.
Didnt she think it was a moment to remember?

Seven in the night,
standing right in front of her house.
Couldnt face it alone
couldnt face it alone, but
if she could see,
if only she could see how bad i was at adieu, my skin wouldnt be that blue.
But who knew if she suddenly pulled my hand, took me to the porch and let me sit.
No words coming out,
no special things to talk about
I started seeing stars hiding, left full moon alone
moon shone so,
moon still shone so
i promised her not to let her alone,
she didnt laugh
as if she knew it was not made to be a crack of joke
i held her hand.
she replied
saying "I guess I'll see you tomorrow?"
wind blew at nine
i went back home,
there was no goodbye
just walked away, but her hand kept waving at me.

funny but i never bored seeing her face somehow

======================

Chapter III - bold and grey

had lived in together,
not in the same roof but in same feeling.
Thought that she had been around for long, comfy but i didnt know why.

On that day
it wasnt meant to be only sunny
white wasnt meant to be alone
there's rain,
there's black...
There was blue

she stood there,
waiting on the corner of the street
put an unfamiliar curve on her face.
Still i was trying to throw a ton of smiles
as i ran toward her, but the curve wasn't just flipped,
no but a face full of denial.

Anger was hid behind the straight face she made.
No good points to make a reason
to find a way back to the season.
I just got my face down
down, got my face down
...
A thunder surprised
we looked at each other
i saw her eyes gently, again, it melted whole things instead

Cloud, why at that moment sky acted so cliche?
Teardrops tried to fulfill the land
glad she accepted when i put my coat on her shoulder, it suited her well
as she held my hand and let it be unwet




"would you catch me when i fall?"




Cloud, why at that moment sky acted so cliche?
Then teardrops tried to fulfill the land
As if they all knew the theme,
understood the colour of...
Circumtance.



Bold and grey
it's bold and grey

========================

Chapter IV - Moon melodia

after rain in eight,
still she wore my wet coat
her puppy eyes stared at me
for a moment

drew she something
around my cheek with her pointfinger
as lines and curves became letter
as letters became word
as words became sentence
a familiar sentence,

she ended sketching on my face, realizing how cold my skin was

"no, dont drop it..."
another rain fell down,
it was hers
tear it away, i tried to tear it away gently


we were wither in night

as promise would come real
a purpose was asked,
while sky was singing moon melodia
a view of lake reflected moon perfectly
noise of the crickets were the only sound left in the land
wind blew, wind comb her hair,
"keep my word" i said

as promise would come real
a purpose was asked,
while sky was singing moon melodia
my palm held her hip,
her hands were around my neck
it was tight, holding hers felt like live in dream forever

and sky wasnt singing moon melodia
alone anymore

========================

Chapter V - shore at dawn

"i dont know why, but i feel safe when you are around..."

"then how do you feel if i can make you free a thousand feet off the ground?"

"it rhymes, around-ground...funny"

"guess you like it"

"no, i mean...can you really do it?"

"what?"

"fly me?"

"up up and away?No i am not a superman"

"..."

"but i am more than him"

"oh really?...Try me"

"..."

"...What? Why are you just smiling?...Fly me!"

"fine. Now, gimme your hand and close your eyes...Let me carry you"

"ookay anything you want me to do, mr.Copperfield..."

"..."

"hey!"

"hahaha, silly you"

"gee, never do that again! now put me down..."

"hahaha, did i scare you?"

"why ask?"

"umh, nevermind...so how do you think about tonight?"

"what do you mean?"

"skies, stars, moonlight...isn't it quite perfect?"

"it's pretty cold too"

"agree"

"hey, i wonder how our sandcastle is now"

"wanna see it?"

"would you mind? It's three o'clock anyway"

"no, that's fine...My ride?"

"let's just take a walk"

"ookay, anything for you, my queen"

=============================

a long sigh fulfilled the atmosphere, she and i saw nothing but a pile of sand hit by waves. She had no space left to breathe, i could feel it, we lost our sandcastle, the king and the queen.

No

===============================
"we didnt lost anything"

"what?"

"they just moved into reality"

"..."

========================

Chapter VI - morning

i am rejecting
whole thing
it's been two weeks since the last time i saw her,
the bay,
her house,
dimmed street,
silent bridge,
i have been searching for them
funny, it's like they leave no trace in my brain where they are really located at


my friends all said i was lost in a rare syndrome,
i dont know, clueless,
i could feel her existence,
she was nameless,stranger.
I'm getting tired of remembering,she took something with no trace left.

no,
my sanity keeps remain in

i have been sober,
now I start asking
"is it a lucid dream?"
I cant quite remember each scenes but i could feel the sand thru my hand,
the raindrops on the corner of the street,
the cold at the middle dawn,
a laughter, happy feeling
with her

i pinch my cheek, punch the wall,
It hurts.

Now i really dont know the boundary beetween dream and reality

waking up myself
i am clearly awaken
now

======================

Chapter VII - A Greeting

door knocked
i go downstairs slowly
slowly
i dont need anyone to see
nor sitting right beside me
coz theres something empty
empty
if theres anyone can tell me

open the door
a familar face
she smiles, as warm as it seems
now i have flashback for some seconds of the sunset, promise, fight, bay at dawn....

She is her,
yes, the one ran thru my dream

================================

"can...Can i help you?"

"hi, i am your new neighbour...You can call me the girl next door"

"hahaha, so this girl next door has a name?"

"what will you do if i say 'lois lane'?Will you say your name is 'superman'?"

"..."

"what went wrong with your face, does my face remind you of someone?"

"sorry for asking, but have we met before?"

"no, i moved from far far away...But your face looks so familiar somehow"

"really?"

"uh nevermind...Soo...do you like cookie?"

Rabu, 24 Agustus 2011

LAB INTDAS

LAB INTDAS SANGAT CEPAT DAN TEPAT SUKSES SELALU
PENASARAN?
KUNJUNGI ............... labintdash.blogspot.com/